Senin, 10 Januari 2011

Representasi Pada Analisis Berita

Representasi Pada Analisis Berita
Representasi merupakan penghadiran kembali sebuah fakta melalui kata. Dalam merepresentasikan sebuah berita, setiap kepala wartawan/penulis berita pasti di hadapkan dengan beberapa pendekatan yang menjadikan missrepresentasi. Di antara pendekatan tersebut adalah
1. Ekskomunikasi adalah menghadirkan suatu berita dengan menganggap salah satu pihak merupakan the other karena dalam konteks ini ada We n the other. sehingga kelompok minoritas tidak berhak mendapatkan kesempatan untuk berbicara
Misalnya: islam di barat ketika di tampilkan islam merupakan agama sarang teroris dan mengajarkan untuk menjadi teroris. salah satu dari bagian umat islampun tak satupun yang di wawancarai sehingga secara langsung ia m,engatakn islam sebagai agama terror tanpa mewawancarai pihak ang bersangkutan karena umat islam di barat sudah di anggap dari bagian the others. Sehingga stigma buruk pasti akan menempel di umat islam dibarat akibat representasi seperti ini.
2. Ekslusi adalah dalam merepresentasikan sebuah berita , seorang penulis berita tetap menganggap seperti pada wilayahg ekskomunikasi yaitu salah satu pihak merupakan the other, tetapi dalam proses wawancara pihak the other tetap di berikan kesempatan untuk mengungkapkan suaranya tretapi dalam porsi yang sangat kecil.
Misalnya : pada asus lia eden dalam hal ini ia di anggap menyebarkan aliran sesat dan dia masih di wawancarai tetapi segala apa yang ia katakan di anggap tidak sah
3. Marginalisasi adalah dalam mempresentasikan sebuah berita wartawan memarginalkan pihak lain dengan penghalusan makna (eufisme) atau pengkasaran makna (defeuisme) dan pihak yang bersangkutan tetep oleh ngomong/mempunyai hak untuk bicara.
Misalnya : pada pemberitaan penggusuran PKL mesti menggunakan penertiban yang itu merupakan eufisme yang mengakibatkan seorang pembaca di giring untuk tidak berfikir ke yang lain. Dan hal itu akan menyimpulkan pembaca bahwa proses penggusuran dengan menggunakan penertiban itu benar.
4. Delegitimasi adalah dalam mempresentasikan berita seorang wartawan /penulis berita untuk menyimpulkan sesuatu yang absah ketika seseorang di hadapkan dengan undang-undang, sehingga orang-orang yang tak punya nama dalam undang-undang selalu tak di anggap asah
misalnya: dalam pemberitaan kasus dukun cilik ponari, pernyataan yang selalu di anggap enar adalah perkataan dari dokter dan para ulama’ yang tentunya mereka leih mengerti dari pada seorang ponari sehingga meskipun batu ajaib ponari bisa menyembuhkan penyakit, dalam wawancara perkataan ponari tetap di anggap tidak sah

dari Proses representasi berita seorang penulis berita secara sadar ataupun tidak selalu di hadapkan dengan masalah missrepresentasi, karena hal ini secara tidak langsung memang sudah mengkarat dalam otak para penulis berita. Dan dengan adanya missrepresentasi ini tentunya hanya akan selalu di menangkan oleh kaum borjuis, Kapitalis yang tentunya mereka yang mempunyai modal dan kaum buruh pasti akan selalu tertindas, (EISYCUTE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar