Senin, 10 Januari 2011

FKMB-ku Kini telah “Bangun”

FKMB (Forum Komunikasi Mahasiswa Bojonegoro) sebuah organisasi daerah milik mahasiswa Bojonegoro sebagai wadah penyaluran potensi sekaligus tempat berkumpulnya seluruh mahasiwa daerah asal Bojonegoro. organisasi yang sudah berdiri sejak sepuluh tahun lalu ini memang sudah tidak asing lagi untuk di dengar seluruh penghuni kampus IAIN Sunan Ampel Surabaya maupun daerah Bojonegoro sendiri. Kepengurusan pada periode 2010-2011 ini di ketuai oleh Ama’ Hisbul Maulana, Misbakhul Afifudiin sebagai sekretaris, dan Khoirotul Ula sebagai bendahara.
Organisasi yang visinya sebagai wadah kreativitas dan karya, dari generasi-generasi asal Bojonegoro ini melahirkan sebuah gebrakan baru dalam mengembangkan potensi-potensi yang di miliki. Terbukti banyak program-program atau agenda yang direncanakan dalam mengembangkan visi tersebut. Dalam program kepengurusan saat ini setidaknya ada tiga Devisi yang dibentuk agar mempermudah anggota FKMB dalam mengembangkan potensinya diantaranya :
1. Devisi PA (Pengembangan Anggota) yang dikoordinatori oleh Mas’ud. Devisi pengembangan intelektual sangat di prioritaskan karena dari teman-teman Bojonegoro yang paling utama dibutuhkan adalah tingkat SDM (sumber daya manusia). Dalam devisi PA ini mempunyai beberapa kegiatan yaitu diskusi yang dilaksanakan tiap hari rabu, diklat makalah, English club, rapat bidang, Mapeta (Masa Pengkaderan Anggota) dan ruja’an.
2. Devisi K2O (kesenian, kekaryaan dan olahraga) yang dikoordinatori oleh Aisyah Umaroh. Sesuai dengan nama devisi ini pastinya mempunyai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kesenian, kekaryaan, dan olahraga. Sama dengan devisi PA didalam K2Opun mempunyai program kerja yang tidak kalah menarik, bahkan kebanyakan anggota lebih suka mengikuti kegiatan yang telah diprogramkan oleh devisi K2O di bandingkan devisi lain. Program kerja K2O diantaranya mengadakan diklat jurnalistik bagi redaktur maupun anggota FKMB, mengadakan kajian analisis wacana, mengadakan agenda olahraga di sekitar kampus yang dilaksanakan tiap dua minggu sekali, samin FC (football club), kresek abon, serta Penerbitan buletin Samin News.
3. Devisi Kedaerahan, dalam devisi ini di koordinatori oleh Hanif Ashar. Namanya saja kedaerahan jadi kegiatannyapun banyak yang mengacu pada daerah yaitu Bojonegoro. Ini sangat menarik sekali untuk dipelajari sebagai bekal kedepannya karena bagaimanapun juga kalau kita sudah tidak lagi menuntut ilmu di IAIN Sunan Ampel Surabaya kita akan kembali ke daerah asal. Salah satu kegiatannya yaitu syiar ramadhan yang sudah dilaksanakan pada pada bulan ramadhan kemaren di daerah Ngasem, Bojonegoro. Kegiatan ini memberikan dampak positif baik secara personal, organisasi maupun masyarakat Ngasem. Dalam devisi ini ada juga agenda lain yaitu sedekah bumi, pemberdayaan putra daerah, diskusi budaya, maupun dalam menjalin diplomasi dengan FKMB di kampus selain IAIN Sunan Ampel Surabaya.
“Dari beberapa agenda yang kami programkan selama periode 2010-2011 ini, agenda yang sudah terlaksana baru mencapai 35% saja, karena sampai sekarang belum ada serah kepengurusan dari pengurus periode kemaren.” Tutur ketua Umum FKMB kepada crew Samin News
Ketua juga mengeluhkan, dalam menjalankan program-program banyak sekali kendala yang muncul dan ini menyebabkan terhambatnya kegiatan. Kendala ini kebanyakan berasal dari mahasiswa sendiri karena diskusi yang telah dijadwalkan sering bentrokan oleh jam-jam kuliah bahkan dari semester satu jarang yang datang. Selain itu budaya molor juga masih mendarah daging pada anggota FKMB maupun pengurusnya, padahal ini sangat berpengaruh terhadap jalannya diskusi sehingga dirasa kurang begitu maksimal.
Kondisi keuanganpun juga mempengaruhi lancar tidaknya kegiatan. Dalam catatan keuangan FKMB rasanya cukup memprihatinkan. Mengapa? Berdasarkan kenyataan setiap kali ada kegiatan yang akan dilaksanakan pasti membutuhkan dana. Sekarang petanyaannya darimana dana tersebut? Jawabannya pasti kalau tidak iuran secara langsung ya mengajukan proposal. Ini sangat tidak efektif sekali kalau FKMB tidak mempunyai kas sendiri. Nah, untuk kedepannya bendahara FKMB memprogramkan untuk setiap bulannya dikenakan iuran 2000 per anggota atau iuran 500 yang dibayar tiap kali ada kajian. Program ini sudah dilaksanakan kira-kira satu bulan terakhir ini. “ kalau hanya mengandalkan iuran FKMB tidak bisa berkembang jadi setidaknya devisi lain mempunyai kreativitas yang bisa menambah keuangan.” Ujar Bendahara FKMB saat di temui di tempat terpisah
Harapan terakhir yang muncul dari pak ketua umum agar anggota dapat menganggap FKMB sebagai rumah idaman mereka, tidak canggung di FKMB dan juga di harapkan mempunyai karakter tersendiri, tidak hanya ngumpul saja tetapi juga menghasilkan kreativitas karena itu berguna bagi diri sendiri, organisasi maupun untuk daerah Bojonegoro.(ayu, iezza, nunung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar